Polaritas Gelombang Seismik
Seismogram yang terekam bisa digunakan dalam studi geometri sesar atau mekanisme fokus karena tergantung radiasi gelombang gempabumi. Yang paling mudah ditentukan dengan menganalisa gelombang body dengan mengambil impuls awal atau polaritas awal gelombang seismik. Polaritas ini tergantung tipe gelombang dan posisi stasiun terhadap jarak gerakan awal pada sumber gempabumi (hypocentre).
Pada gambar sebelah kiri (a), sumber gaya tunggal S yang bisa dianalogikan dengan sumber palu yang dipukulkan secara horisontal. Apabila arah S menuju Δ1 maka di stasiun ini akan terobservasi gelombang P dengan polaritas kompresi (+) artinya menekan stasiun tersebut, di stasiun Δ4 terakam dilatasi yang artinya menarik stasiun tersebut, lain halnya dengan stasiun Δ2 tidak terekam gelombang P sama sekali.
Sebaliknya gelombang S akan terpolarisasi paralel dengan arah dispalcement statis S dan tegaklurus terhadap arah propagasinya dan terekam di Δ2, tapi tidak di Δ1 dan Δ4. Pada stasiun Δ3 gelombang P dan S akan terekam. Kalau letak sumber S di permukaan, maka sinyal gelombang P akan terekam pada komponen radial dan tidak ada pada komponen vertikal.
Gambar sebelah kanan (b) menceritakan pola polarisasi pada sumber shear dislocation sepanjang bidang sesar F yang berbeda dengan kasus gaya tunggal (Gambar 8.7.a). Di stasiun Δ1 dan Δ5 yang terletak pada arah strike, sinyal gelombang P tak terobservasi. Demikian juga di stasiun Δ3 yang tegak lurus sesar di titik F. Sebaliknya di Δ2 dan Δ4 yang bersudut 45° terhadap F, terekam amplitudo gerak gelombang P namun dengan arah berlawanan.
First motion gelombang P dari titik double couple ini, akan menggiring kita pada untuk mendefinisikan empat kuadran, yaitu dua kuadran kompresi dan dua kuadran dilatasi yang dipisahkan oleh dua bidang yang saling tegak lurus yang disebut bidang-bidang nodal, yaitu bidang sesar dan bidang bantu.
Radiasi gelombang P dari sumber sumber gempabumi mempunyai empat kurva daerah konsentrasi. Kita dapat memperkirakan bidang nodal 1 dan 2 (nodal bidang sesar dan bidang bantu) dengan menggunakan polaritas gelombang P dan atau amplitudonya.